Rabu, 17 Agustus 2011

Perbedaan Sastra dengan Nonsastra

Di postingan ini saya akan memuat sedikit tentang B.Indonesia yang berjudul Perbedaan Sastra dengan Nonsastra, bagi anda yang belum tau apa itu perbedaan dari Sastra dan Nonsastra, di bawah ini saya akan menjelaskannya. Di simak ya.

*Karangan Sastra

a. Bersifat khayal/imajinatif.
b. Menggunakan bahasa sastra.
c. Menggunakan pilihan kata, kalimat, dan gaya bahasa secara bebas.
d. Bermakna konotatif.
e. Penggunaan aturan kebahasaan tidak ketat.
f. Bersifat opini.
g. Menyentuh rasa.
h. Menimbulkan kesan kuat dan indah dalam batin pembaca.


*Karangan Nonsastra

a. Bersifat nyata/objektif.
b. Menggunakan bahasa ilmu.
c. Pilihan kata, kalimat, dan gaya bahasa terbatas.
d. Bermakna denotatif.
e. Menggunakan aturan kebahasaan ketat.
f. Bersifat faktatis.
g. Menyentuh pikiran.
h. Menimbulkan kesan logis dalam batin pembaca.


Nah. . , itu dia perbedaannya, semoga bermanfa'at dan terima kasih atas kunjungan anda.

Membaca Intensif Paragraf Induktif dan Deduktif

Assalamu'alaikum Wr.Wb

Dipostingan kali ini saya ingin membagikan satu pengetahuan lagi kepada anda-anda yang belum mengetahui cara Membaca Intensif Paragraf Induktif dan Deduktif, tapi bagi anda yang sudah mengetahui tentang cara tersebut, mohon beri komentar bila anda merasa ada kesalahan di dalam postingan ini, karena komentar anda begitu berarti.

Membaca intensif adalah cara membaca yang di lakukan secara saksama terhadap rincian-rincian suatu teks atau bacaan untuk dapat memahami sebuah bacaan. Selanjutnya, kita harus mengetahui terlebih dahulu pokok-pokok pikiran dalam bacaan tersebut. Selain itu, kita juga harus dapat memahami karakter penulis dari seorang penulis.

1. Paragraf induktif (Khusus-Umum)
Paragraf induktif (Khusus-Umum) yaitu paragraf yang dimulai dengan menyebutkan pernyataan khusus yang berupa kalimat penjelas untuk menuju pada kesimpulan umum yang berupa kalimat utama.
Contoh paragraf induktif:

"Sarana penghubung juga dibangun. Jalan-jalan dan jembatan juga di perbaiki. Salah satu jembatan yang membuat takjub pemerintah pusat adalah jembatan di atas Sungai Opak yang menghubungkan Kelurahan Kepuharji. Jembatan yang di bangun secara gotong royong itu hannya memerlukan biaya 5 juta rupiah. Padahal, taksiran pemerintah adalah rebesar 15 juta rupiah. Ternyata gotong royong sudah menjadi pola kehidupan masyarakat desa."

Dalam paragraf induktif terdapat tiga pola pengembangan, yaitu:

a. Generalisasi, yaitu paragraf yang dimulai dengan mengemukakan peristiwa khusus, kemudian diikuti dengan kesimpulan secara umum. Dalam pengembangan generalisasi diperlukan fakta.
Contoh pola generalisasi:

"Kursi dan meja tertata dengan rapi, kaca jendela bereri, dan lantainya selalu dalam keadaan bersih. Papan tulis kelas selalu dibersihkan. gambar-gambar yang ada menambah suasana lebih kondusif. Ruang kelas XI memang kelas idaman semua siswa dan guru."

b. Analogi, yaitu paragraf yang dikembangkan dengan cara membandingkan dua hal atau lebih yang memiliki beberapa kesamaan/kemiripan.
Conton pola analogi:

"Sapi, kucing, dan kambing termasuk binatang menyusui. Sebagaimana jenis binatang lainnya, binatang-binatang tersebut memerlukan air untuk keperluan hidupnya. Berbagai tumbuhan seperti padi, jagung, tumbuhan, ataupun bunga juga memerlukan air. Jadi, binatang, tumbuhan, dan manug sangat memerlukan air."

c. Kausar (sebab akibat)
, yaitu paragraf yang dikembangkan dengan cara mengawali/menempatkan fakta sebagai sebab, kemudian menempatkan kesimpulan sebagai akibatnya, atak sebaliknya.
Contoh pola Kausal (sebab akibat):

"Kegagalan ginjal disebabkan oleh merosotnya fungsi ginjal akibat peningkatan kepekaan serum kreatinin yang disertai berkurangnya urine. Ini berlangsung spontan dan cepat. Tak heran jika penderita gagal ginjal harus berpacu dengan waktu demi menyelamatkan diri."


2. Paragraf Deduktif (Umum-Khusus)
Paragraf Deduktif (Umum-Khusus), yaitu paragraf yang dimulai dengan menyebutkan pernyataan umum yang berupa kalimat utama, kemudian diikuti oleh pernyataan khusus yang berupa kalimat penjelasan. Jadi, paragraf deduktif yaitu parangraf yang menempatkan gagasan di awal paragraf.
Contoh paragraf deduktif:

"Program tertib lalu lintas menjadin keselamatan pengguna jalan. Dengan mematuhi ketertiban lalu lintas, setiap pengguna jalan merasa nyaman. Resiko kecelakaan pengguna jalan relatif lebih rendah. Polisi pengatur lalu lintas pun tidak harus dipusingkan oleh pengguna jalan yang sering melanggar aturan.

Dan temikianlah postingan ini saya akhiri karena sudah selesai, mohon maf bila ada kata atau ucapan yang kurang berkenan saya minta ma'af,
Terimakasih atas kunjungan anda di blog Mosfier ini dan kalau kurang saya minta maf dan kalau lebih ya Alhamdulillah,

Wassalamu'alaikum Wr.Wb

Menganalisis Cerpen

Di postingan ini saya akan menulis tentang Analisis Cerpen, di simak baik-baik ya cara menganalisis cerpen di bawah ini.


Menganalisis cerpen berarti menganalisis unsurnya. Unsur cerpen dan prosa pada umumnya dibedakan menjadi unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik cerpen sebagai berikut.

a. Tema
Tema adalah suatu yang menjadi pokok masalah atau pokok pikiran pengarang yang di tampilkan dalam karangannya. Tema biasanya di ambil dari dunia di sekitar pengarang, baik yang dialami sendiri maupun orang lain, baik jerjadi dalam kehidupan sehari-hari, maupun hannya insidental.

b. Amanat
Amanat atau nilai kadang berupa pesan atau kesan. Ini adalah sesuatu yang dapat diambil dari karya sastra setelah kita membacanya. Sesuatu di sini dapat memberikan tambahan pengetahuan, pendidikan, sesuatu yang bermakna dalam hidup yang memberikan penghiburan, kepuasan batin, dan kekayaan batin kita terhadap hidup.

c. Plot atau alur
Disebut juga jalan cerita, berupa peristiwa-peristiwa yang disusun saling berkaitan menurut hukum sebab akibat dari awal sampai akhir cerita. Istilah lainnya adalah trap. Secara tradisional plot dirinci menjadi perkenalan, konflik pertama (pertikaian), perumitan, klimaks, peleraian, dan penutup.

d. Perwatakan atau penokohan
Disebut juga karakteristik. Artinya bagaimana pemgarang melukiskan watak tokoh. Pelukisan watak tokoh harus sesuai dengan tema dan amanat. Penokohan berhasil apabila mampu mewakilu sifat atau tipe manusia yang dikehendaki dalam tema dan amanat cerita. Walaupun demikian pengambaran watak di sini harus wajar dan dapat diterima akal.

e. Latar
Kerkenaan dengan tempat, situasi, dan waktu terjadinya peristiwa yang berlangsung atas seseorang pelaku. Latar yang baik adalah yang dapat mendukung pelaksanaan tema dan amanat.

f. Dialog
Dialog atau cakapan adalah ajuran yang dilakukan oleh para tokoh dalam cerita. Dialog mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam cerita, sebab dapat menunjang plot. Perwatakan, dan latar Dialog kadang sebagai sentral dalam cerita. Dialog yang tidak ada hubungannya dengan jalan cerita harus dibuang.

g. Pusat pengisahan
Disebut sudut pandang atau point of view. Artinya kedudukan pengarang dalam cerita. Cara pengarang mengarang atau gaya pengarang. Disini kedudukan pengarang dapat sebagai tokoh utama, pengarang sebagai tokoh bawahan, pengarang sebagai pengamat, dan campuran, kadang pengarang sebagai pengamat, tapei bisa juga sebagai tokoh utama, atau sebagai tokoh pembantu.


Nah. . , itulah cara menganalisis cerpen, semoga bermanfa'at bagi anda yang mempelajarinya dan terima kasih atas kunjungan anda.

Jumat, 05 Agustus 2011

Al-Qur'an

1. Pengertian Al-Qur'an
Al-Qur'an adalah kitab suci yg diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. melalui Malaikat Jibril sebagai pedoman hidup manusia agar bahagia dan sejahtera baik di dunia maupun di akhirat dan bagi yang membacanya termasuk ibadah.
2. Kedudukan Al-Qur'an dalam Hukum Islam
a. Al-Qur'an sebagai sumber hukum Islam yg pertama dan utama.
b. Al-Qur'an sebagai penyempurna dari kitab-kitab Allah yang diturunkan sebelumnya.
C. Al-Qur'an sebagai pedoman hidup manusia agar bahagia di dunia maupun di akhirat.
d. Al-Qur'an sebagai pedoman hidup manusia apar bahagia di dunia maupun di akhirat.
e. Al-Qur'an menjadi mukjizat bagi Nabi Muhammad saw.
3. Isi yang Terkandung dalam Al-Qur'an
a. Akidah (kepercayaan) terhadap rukun iman;
b. Ibadah (hubungan kepada Allah atau hablum minallah);
c. Muamalah (hubungan sesama manusia);
d. Akhlakul karimah (akhlak yang mulia);
e. Sejarah atau tarikh (sejarah umat terdahulu);
f. Perintah dan larangan;
g. Janji-janji Allah terhadap orang yang beramal baik;
h. Ancaman Allah terhadap orang yang beramal buruk;
i. Ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Al-Qur'an Tidak Diragukan Isinya sebagai Petunjuk kebenaran
Firman Allah SWT. Yang artinya:
"Al-Qur'an tidak ada keraguan di dalamnya sebagai petunjuk bagi mereka yang bertakwa."(Q.S.Al-Baqarah:2)
5. Al-Qur'an sebagai Pedoman Hukum Islam
Sebagai seorang muslim seharusnya menggunakan hukum Islam berdasarkan Al-Qur'an. Apabila seorang muslim tidak menggunakannya maka dianggap kafir atau zalim serta fasik.
Sebagaimana firman Allah swt. dalam surah Al-Maidah ayat 44 dengan artinya:
"Barang siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang di turunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir." (Q.S Al-Ma'idah:44).